Postingan

Kitab Al Bidayah wa An- Nihayah - (Wafatnya Adam A.S dan Wasiatnya Kepada Anaknya, Syits.)

Wafatnya Adam A.S dan wasiatnya kepada anaknya, Syits. Makna Syits adalah pemberian Allah. Dia menamakannya demikian, karena Syits dianugerahkan oleh Allah kepada Adam A.S setelah kematian Habil. Abu Dzarr berkata dalam haditsnya Rasululullah ﷺ, “ Sesungguhnya Allah menurunkan serratus empat lembaran; dan kepada Syit sebanyak 50 lembar.” (HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya) Muhammad bin Ishaq berkata: ketika Adam tiba ajalnya, dia memberikan wasiat kepada anaknya yang bernama Syits, dia mengajarkannya siang malam, dia juga mengajarkan ibadah, dia memberitahukan akan datang angin topan setelah itu, dia berkata: dikatakan: Sesungguhnya nasab Bani Adam sudah berakhir pada Syits, dan seluruh anak Adam ketika itu sudah musnah, wallahu a’lam. Sesungguhnya ketika Adam dijemput ajal, dia berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, sesungguhnya aku menginginkan buah Surga,” kemudian mereka pun berangkat untuk mencarinya, dan mereka pun bertemu dengan para malaikat yang sedang memegang kain kafan, merek

Kitab Al Bidayah wa An- Nihayah. (Penciptaan Adam A.S)

Penciptaan Adam A.S I n gatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat, “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar-benar orang yang benar!” Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Allah berfirman, “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berf

Kitab Al Bidayah wa An- Nihayah - (Pencipataan Jin dan Kisah Syetan).

Pencipataan Jin dan Kisah Syetan. Banyak ahli tafsir mengatakan bahwa jin di ciptakan sebelum diciptakannya Adam A.S. Sebelum mereka di bumi terdapat jin dan albin. Lalu Allah memberikan mereka kekuasaan kepada kaum jin di atas mereka. Hingga akhirnya mereka (para jin) membunuh mereka ( al binn ), mengusir mereka dari bumi, lalu mereka berdiam di sana dan tinggal di dalamnya; disebabkan apa yang telah mereka perbuat. As-Suddi menyebutkan dalam tafsirnya, dari Abu Malik, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas. Dan dari Murrah, dari Ibnu Mas’ud, dan dari beberapa sahabat Rasulullah ﷺ: Ketika Allah selesai menciptakan apa yang DIA sukai. DIA bersemayam di atas Al-Arsy, lalu dia menjadikan iblis sebagai penguasa langit dunia. Iblis berasal dari salah satu kabilah dari golongan malaikat yang disebut kabilah jin. Mereka disebut bangsa jin karena mereka adalah penjaga Surga. Iblis, meskipun mereka memiliki kekuasaan dia masih sebagai pejaga Surga, maka terdetiklah dalam hatinya, “Sesungguhnya Allah

Kitab AL Bidayah wa An- Nihayah. - (Penciptaan Malaikat dan Sifat-Sifatnya.)

Penciptaan Malaikat dan Sifat-Sifatnya.  Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad ﷺ dalam sifat-sifat yang berbeda: terkadang dia datang dalam bentuk Dihya bin Khalifa Al Kalbi, terkadang dalam bentuk orang arab badui terkadang dalam bentuk aslinya. Dia memiliki enam ratus sayap, jarak antara setiap dua sayap seperti jarak antara timur dan barat, sebagaimana beliau melihatnya dalam bentuk seperti itu dua kali. Pertama, ketika dia turun dari langit ke bumi. Kedua, di Sidratul Muntaha di dalamnya ada surga tempat tinggal. Disebutkan juga bahwa beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim alasihi wasalam yang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma’mur. Kamai juga telah menyebutkan sisi keterkaitan dalam hal ini: bahwa Baitul Ma’mur terletak di langit ke tujuh yang sama kedudukannya seperti Ka’bah di bumi. a

Entah.

Malam ini begitu sunyi, Malam ini begitu sepi, Suara-suara detik jarum jam mulai terdengar. Sayu-sayu suara penyiar radio terdengar di telingaku. Aku coba mengambil buku untuk aku baca. Untuk mencari hiburan. Setelah beberapa halaman demi halaman telah dibaca. Tiba-tiba pikiranku mulai teringat akan sesuatu. Hatiku sekan menjadi gloomy . Jika ditanya kenapa? Aku tidak tahu kenapa itu bisa terjadi. Seketika tak kuhiraukan pikiran itu. Aku masih mencoba melanjutkan bacaanku. Tapi semakin aku melawan semakin terasa perasaan itu.   Angin diluar rumah menambah kesan begitu sepinya malam ini. Kucoba memutar lagu dari Handphone ku. Mungkin dengan begitu pikiran itu akan menghilang. Ternyata tidak sama sekali berpengaruh tentang semuanya. Seketika ku coba mengambil pena dan secarik kertas. Untuk mengoreskan tinta hitam di atas kertas. Kata demi kata tersusun. Seperti puzzle-puzzle yang berserakan. Ku coba rangkai satu-satu agar menjadi kalimat. K

curahan hati.

Dipuasa ke 7 yang aku jalani hari ini, entah kenapa hati dan pikiranku mengajakku untuk merajut aksara yang berserakan dalam pikiranku. Aku bingung apa yang akan ku tulis dalam setiap bait. Tapi hati ini memaksa aku untuk menulis, aku bingung untuk merangkainya harus dari mana. Apakah aku biarkan saja dia berseliweran dalam pikiranku atau aku abaikan seperti apas yang berterbangan.?

Selamat Jalan Bulan Ramadhan.

Setiap hari raya kemenangan aku tak terlalu bahagia. bukan karena Aku tak suka dengan hari raya idul fitri. karena aku sedih ketika bulan Ramadhan pergi meninggalkan. Bulan yang penuh keberkahan, bulan yang menjadi ladang amal buat kita semua. Masihkah Aku dapat bertemu dengan bulan-Mu yang berkah ini.? Masihkah Aku bisa berkumpul lagi Bersama keluargaku.? Masihkah aku bisa makan sahur bersama dengan keluargaku.? Masihkah aku bisa berbuka Bersama keluargaku.? Masihkah itu semua aku temui di tahun depan.? Ya Allah hanya kepada-Mu aku berserah. Dan bersimpuh dihadapan Engkau yang Maha Besar. Yang memiliki seluruh alam semesta. Tidak ada daya dan upayaku terhadap apa yang menjadi ketentuanmu. Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim. Pertemukanlah aku, keluargaku, dan teman-temanku dibulan Ramadhan tahun depan. Dan berikanlah kami kesehatan agar kami selalu bisa beribadah kepadamu, seperti yang sering kami lakukan ketika bulan Ramadhan. ~A.S