Postingan

PERPISAHAN.

Kita tidak akan pernah tahu kapan orang-orang terdekat kita akan pergi atau meninggalkan kita. Kalo memang sudah waktunya, setidak siap apapun kita mau tidak mau perpisahan adalah jalan terbaik yang kita harus terima. Dan seperti yang kita pahami bersama, bahwa semua yang ada di dunia, dan semua yang melekat pada hidup kita, hanyalah titipan Tuhan semata. Orang tua, teman, sahabat, kekasih. Kapanpun Tuhan ingin mengambil mereka kembali. Manusia sama sekali tidak punya kuasa untuk mencegahnya agar tak terjadi. Kadang-kadang kita menjadi merenungkannya sendiri. Cinta yang harus kita beri untuk orang lain, dan seberapa jauh ikatan emosi yang harus kita jalin. Karena kita semua sama-sama tak ingin punya penyesalan. Sebab ketika orang yang kita sayangi pergi meninggalkan kita, sudah pasti kita patah berkeping-keping, bahkan hancur, sehancur-hancurnya. Kita bisa membayangkan hari-hari kita kedepan akan di penuhi dengan rasa sedih karena kehilangan. Belum lagi malam-malam be

PERDEBATAN NABI ADAM A.S DAN NABI MUSA A.S

Kali ini saya akan menceritakan buku yang saya baca beberapa bulan belakangan ini. Buku dari Al- Hafizh Ibnu Katsir. Dalam buku itu ada pembahasan tentang perdebatan Nabi Adam A.S Dan Nabi Musa A.S jadi saya ingin berbagi cerita bagaimana itu bisa terjadi dan apa penyebabnya??? Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa salam bersabda: “Musa Alaihi wasalam berkata, ‘ Ya Rabb tunjukan kami Adam yang mengeluarkan kami dan dirinya dari Surga ’, Kemudian Adam pun di perlihatkan, lalu Musa berkata, “ Engkau Adam? ” Adam menjawab “ Ya ” Musa berkata kembali, “ Engkau yang telah ditiupkan ruh ke dalam dirimu dari ruh-Nya, dan memerintahkan para malaikat untuk sujud, dan engkau diajarkan nama-nama segala sesuatu? ” Adam menjawab, “ Betul ” Musa kembali bertanya, “ Lalu apa yang membuatmu untuk mengeluarkanmu dan kami dari Surga? ” Adam berkata, “ Siapa engkau ?” Musa menjawab, “ Aku Musa ” Adam bertanya, “ Engkau Musa Nabinya Bani Israil? Engkau yang diajak berbicara dengan Allah dari belakang hijab,

Sabda Usang.

Bismillah. “Lebih baik menjadi sesuatu secara nyata, dari pada ingin menjadi seperti yang terlihat mata.” Itulah sebuah tulisan di dinding tembok kamarku. Tulisan yang aku kutip dari seorang filosof Yunani kuno yaitu Aristoteles gurunya dari Alexander Agung. Alasan kenapa aku kutip kata-katanya dikarenakan menurutku sangat relate dengan kehidupan dizaman sekarang, karena banyak dari mereka ingin menunjukan dari luar saja tapi menutupi apa yang terjadi dengan diri mereka yang sesungguhnya. Menunjukkan tawa sembunyikan duka, agar mereka keliatan tegar dan kuat dalam menghadapi semuanya. Padahal tangis dan duka bukanlah sebuah aib untuk ditutupi, jadi menampakkan tangis adalah hal biasa, jadi tak perlu menjadi orang yang sok kuat, padahal Allah dalam firmannya telah jelas menyebutkan kalau kita manusia bersifat lemah, Allah yang menciptakan kita saja tahu kalau kita lemah, tapi kenapa kita sebagai ciptaannya selalu merasa kuat dan punya power. Sebagai seorang insan yang terlahir di bawah

Kisah Najmuddin Ayyub (Ayahnya Shalahuddin al-Ayyubi) mencari jodoh.

  Najmuddin Ayyub belum juga menikah dalam tempo yang lama, maka bertanyalah sang saudaranya Asaduddin Syirkuh kepadanya: “Wahai saudaraku, kenapa engkau belum juga menikah?” Najmuddin menjawab: “Aku belum menemukan seorang pun yang cocok untukku.” “Maukah aku pinangkan seorang wanita untukmu?” tawar Asaduddin.” “Siapa?” Tandasnya “Putri Malik Syah, anak Sulthan Muhammad bin Malik Syah, Sultan Bani Saljuk atau putri menteri Malik,” jawab Asaduddin. “Mereka semua tidak cocok untukku,” tegas Najmuddin kepadanya. Ia pun terheran, lalu kembali bertanya kepadanya, “Lantas siapa yang cocok untukmu?” Najmuddin menjawab: “Aku menginginkan wanita shaliha yang akan menggandeng tanganku menuju jannah dan akan melahirkan seorang anak yang ia didik dengan baik hingga menjadi seorang pemuda dan ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan kaum muslimin.” Ini merupakan mimpinya. Asaduddin pun tak merasa heran dengan ucapan saudaranya tersebut. Ia bertanya kepadanya: “Teru

Puisi Kehampaan.

Kupersembahkan puisi dalam gelapnya malam. Mendekap di kehampaan Terdiam dalam keterasingan, Kupersilahkan keheningan berkuasa. Merajai pikiran dan jiwa. Ku bertanya pada jasad berlumur dosa, “Sedang apa kau wahai diri, bercengkrama sendiri pada sunyi, Semua orang tertidur pulas menemui mimpi, Kau terdiam merenungi diri. Jari jemarimu tak henti-henti menari diatas kertas putih, Tidurlah wahai diri, tidurlah. Jangan kau nikmati kesunyian ini. Jangan kau temani kesepian ini, kau akan terjaga sampai pagi Jika kau terbawa oleh basa-basi malam ini.” A.S

Quotes

 Terkadang rindu tak mengenal waktu.Dia bisa muncul kapan ia mau. Sekalipun ketika kita tak mengharapkanya bertamu. ~A.S

Sabda usang

Dikesunyian malam kita adalah insan yang saling merindukan tanpa berani mengungkapkan perasaan. Kau dengan rasa malu yang tinggi dan aku dengan gengsi yang tinggi. Jadilah kita makhluk yang saling merindu di bawah mendungnya awan malam ini. ~A.S