Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Rindu

Malamku masih seperti dulu. Dan rinduku juga masih tentangmu. Tak ada yang berubah, semuanya sama.  Antara aku, kau dan cerita kita. Jambi, 21 Juli 2020

Kesalahan

Dikegelapan malam kusebut namamu.  Dalam tiap tarikan nafas kuingat dirimu.  Terbesit nama yang selalu kusebut dalam tiap doaku.  Teringat tentangmu, dan tentang Keadaanmu.  Ku selalu bermunajat kepada Sang Pencipta.  Melangitkan nama yg terpatri dalam jiwa.  Aku tau, kau tak dapat merasakan apa yg aku rasa. Aku selalu dihantui rasa bersalah disetiap aku melangkah.  Aku tidak akan meminta balasan apa yang kau punya. Aku hanya ingin kau sehat seperti sedia kala. Aku tahu. kesalahanku membuat kau terluka. Aku tahu. kesalahanku membuat kau kecewa.  Aku tahu, aku tahu itu. Aku tahu, aku memang salah.  Membuat kau kecewa dan sulit kau terima.  Jambi, 20 Juli 2020.

Penyeselan

Dingin pagi ini.  Aku masih saja malas untuk beranjak.  Beranjak dari singgasana mimpi.  Kamarku penuh sesak.  Dipenuhi nafas penyesalan atas kesalahan. Yg sulit aku Maafkan. Jambi, 19 Juli 2020

Pergi.

Hening malam ini menemani raga yg lelah, Kesunyian memasung jiwa. Meringkuk dalam kegelapan, Terbawa harapan kelam.  Kutulis sebuah nama dikeheningan malam. Menjadi pemeran digubahan yg aku rangkai di dalam kehampaan. Terpasung dikesendirian.  Kupeluk bayangmu yg telah berkirai. Terbang bersama angin kehidupan.  Jauh, Jauh, Jauh. Bayangmu tak dapat lagi kurengkuh.  Diam seribu logat, suaraku seakan tersendat.  Terpaku terpasung.  Mati dalam kebisuan. Jambi, 18/07/2020
Malam ini hujan masih saja terus membasahi bumi.  Dan aku masih saja terdiam tanpa suara.  Menatap tembok putih yg usang penuh debu-debu kenangan. Jambi, 13/07/2020

Kahlil Gibran

Penjahat.  Seorang pemudah berbadan kuat, yang lemah karena lapar, duduk di trotoar jalan sambil menjulurkan tangan kepada setiap orang yang lewat, memohon dan meratapkan nyanyian kesedihan, kekalahannya dalam kehidupan, sambil menaggung derita rasa lapar dan kehinaan. Ketika malam datang, bibir dan lidahnya telah kering sementaratangannya masih kosong dengan perutnya. Ia kuatkan dirinya dan pergi ke luar kota, dimana ia duduk dibawah pohon dan menangis penuh kepedihan. Kemudian dia angkat matanya yang penuh teka-teki ke langit sementara rasa lapar masih terus menggerogoti nya dari dalam, dia berkata “Tuhan aku telah pergi kepada orang-orang kaya untuk meminta pekerjaan, namun mereka berpaling karena badanku yang lusuh; aku mengetuk pintu sekolah, namun dilarang masuk karena tanganku kosong; dengan tekun aku cari setiap kesempatan untuk mendapati sepotong roti, namun tak juga kucapai. Dengan kehinaan aku minta sedekah, namun para penyembah-Mu memandangku dan berkata “Tubuhnya kuat, tap

Pecundang.

Kacau pikiranku malam ini, aku tidak tahu apa penyebabnya. Seakan rasa bersalah menghampiri. Bisikan dari relung hatiku mengatakan aku bersalah. Tapi aku tidak tahu salahnya dimana.? Pikiranku tak tenang malam ini. Tak tenang.... Benar-benar tak tenang... Hatiku menggerakkan aku untuk minta maaf. Tapi sama siapa.? Sama siapa aku harus minta maaf.?? DASAR PECUNDANG..!!! -Jambi. 12/07/2020-