Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Kisah Najmuddin Ayyub (Ayahnya Shalahuddin al-Ayyubi) mencari jodoh.

  Najmuddin Ayyub belum juga menikah dalam tempo yang lama, maka bertanyalah sang saudaranya Asaduddin Syirkuh kepadanya: “Wahai saudaraku, kenapa engkau belum juga menikah?” Najmuddin menjawab: “Aku belum menemukan seorang pun yang cocok untukku.” “Maukah aku pinangkan seorang wanita untukmu?” tawar Asaduddin.” “Siapa?” Tandasnya “Putri Malik Syah, anak Sulthan Muhammad bin Malik Syah, Sultan Bani Saljuk atau putri menteri Malik,” jawab Asaduddin. “Mereka semua tidak cocok untukku,” tegas Najmuddin kepadanya. Ia pun terheran, lalu kembali bertanya kepadanya, “Lantas siapa yang cocok untukmu?” Najmuddin menjawab: “Aku menginginkan wanita shaliha yang akan menggandeng tanganku menuju jannah dan akan melahirkan seorang anak yang ia didik dengan baik hingga menjadi seorang pemuda dan ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan kaum muslimin.” Ini merupakan mimpinya. Asaduddin pun tak merasa heran dengan ucapan saudaranya tersebut. Ia bertanya kepadanya: “Teru

Puisi Kehampaan.

Kupersembahkan puisi dalam gelapnya malam. Mendekap di kehampaan Terdiam dalam keterasingan, Kupersilahkan keheningan berkuasa. Merajai pikiran dan jiwa. Ku bertanya pada jasad berlumur dosa, “Sedang apa kau wahai diri, bercengkrama sendiri pada sunyi, Semua orang tertidur pulas menemui mimpi, Kau terdiam merenungi diri. Jari jemarimu tak henti-henti menari diatas kertas putih, Tidurlah wahai diri, tidurlah. Jangan kau nikmati kesunyian ini. Jangan kau temani kesepian ini, kau akan terjaga sampai pagi Jika kau terbawa oleh basa-basi malam ini.” A.S

Quotes

 Terkadang rindu tak mengenal waktu.Dia bisa muncul kapan ia mau. Sekalipun ketika kita tak mengharapkanya bertamu. ~A.S

Sabda usang

Dikesunyian malam kita adalah insan yang saling merindukan tanpa berani mengungkapkan perasaan. Kau dengan rasa malu yang tinggi dan aku dengan gengsi yang tinggi. Jadilah kita makhluk yang saling merindu di bawah mendungnya awan malam ini. ~A.S

Pasrah.

Telah terjadi pertempuran. Antara kenangan yang bersemayam diingatan, Dan rasa kantuk yang tak tertahankan. Aku tak tahu siapa yang akan berkuasa malam ini. Rasa kantuk hanya bersenjata kegelapan. Sedangkan kenangan memiliki persenjataan yg begitu sulit disingkirkan. Dia dapat menghadirkan, cerita, tawa, tutur kata, bahkan tingkah lakunya. Dia menancapkan semuanya dipikiran, sehingga aku hanya pasrah terhadap semuanya. 31-07-23 ~A.S

Sabda usang

 Mau latihan berkali-kali agar bisa mengantisipasi ketika ditinggal pergi. Tetap tidak berpengaruh ketika sunyi dan sepi menghampiri. Tangis dan air mata akan mengalir membasahi permukaan Pipi.

Ingatan Tentangmu.

Tak sengaja aku membuka pesan kita dulu, Ketika aku ingin membersihkan pesan-pesan yang lama. Aku terhenti ketika membaca namamu. Akhirnya aku membuka pesan itu. Seketika ingatan tentangmu muncul kembali. Ingatan yang dulu pernah aku paksa mati. Walaupun berat untuk hal itu. Sekuatnya aku coba, demi kebaikanku. Walaupun sudah sekuat tenaga melupakan kenangan antara kita. Kenangan itu selalu muncul. Tawamu, candamu, manjamu, dan marahmu. Kini ingatan itu muncul kembali. Ingatan yang aku bunuh sendiri. Kini dia hidup kembali. Ingatan itu semacam mati suri direlung hati dan didalam pikiranku. Untuk saat ini aku tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya doa yang aku hantarkan. Untuk kau dan orang-orang yang ada disekelilingmu. Dan untuk orang yang selalu menyanyangimu. Sampai akhir hidupmu, yaitu orang tuamu Dan untuk orang-orang yang kau sayangi sampai akhir hayatmu. Terima kasih untuk semua kenangan itu, Terima kasih untuk candamu, tawamu, manjamu, dan marahmu. Aku banyak belajar tentang arti me

Saksi

 - SAKSI - Setelah sekian lama kita tak bertemu. Aku kira kau telah berubah. Ternyata semua dugaanku salah. Kau masih lucu dan sangat menyenangkan untuk berbagi cerita. Menanyakan kabarmu gimana setelah sekian lama tak bersua. Malam itu kita membicarakan kesibukan kita masing-masing. Di bawah langit berbintang, diselimuti angin malam. Dan ditemani lampu temaram. Semakin malam perbincangan kita semakin hangat. Cela, canda tawa memberi warna di malam itu. Aku semakin hanyut dan tenggelam dalam tawamu. Kedua matamu semakin berbinar malam itu. Semakin aku tatap semakin terbius oleh mata indahmu. Rasanya ingin berlama-lama bersamamu pada malam itu. Biarlah kita menikmati indahnya malam. Dan menikmati tiap helai daun berguguran. Menghabiskan malam bersamamu adalah sesuatu yang tak terbayangkan. Biarkanlah malam itu menjadi cerita kenangan kita berdua. Pohon, helai daun, meja bundar, kursi kayu, rembulan malam dan berjuta gemintang. Biarlah mereka menjadi saksi kita malam itu. Gubahan: A. Sap

Bicara itu ada seninya⠀

Gambar
 ⠀ #ReviewBook⠀ Judul Buku: Bicara itu ada seninya⠀ Penulis: Oh Su Hyang⠀ Hal: 238 Buku “Bicara Itu Ada Seninya”, buku yang dituliskan oleh Oh Su Hyang seorang dosen dan pakar komunikasi terkenal di Korea Selatan. Buku ini sangat direkomendasikan untuk kita yang sulit berkomunikasi. Di buku ini penulis menjelaskan bagaimana cara untuk meningkatkan kemampuan berbicara yang baik dan efektif sehingga tujuan dari komunikasi tersebut tercapai dengan baik. Dan tujuan komunikasi itu juga bermacam-macam, ada yang ingin memberi informasi, persuasi, ataupun negoisasi. Apapun tujuannya pasti akan lebih mudah untuk dicapai jika seseorang melakukannya dengan komunikasi yang baik. Di dalam buku ini juga dijelaskan rumus komunikasi yaitu C = Q x P x R (Comunication = Question X Praise X Reaction). Rumus ini adalah gabungan dari beberapa aspek komunikasi yang penting. Bagaimana kita menyampaikan informasi dan memberikan umpan balik dengan lawan bicara kita. Dan ada juga rumus 1, 2, 3, rumus ini menjel

Father Forgets (Ayah Lupa)

Kali ini saya akan menulis salah satu tulisan klasik di jurnalisme Amerika yang berjudul “Father Forget” yang menurut saya sarat akan makna. FATHER FORGETS (Ayah Lupa) W. Livingston Larned Dengar, Nak: Ayah mengatakan ini saat kau berbaring tidur, satu telapak kecil meringkuk di bawah pipimu dan ikal pirang merekat basah di dahimu yang berkeringat. Ayah diam-diam masuk sendirian ke kamarmu. Beberapa menit yang lalu, saat Ayah duduk membaca koran di ruang baca, gelombang penyesalan yang menyesakkan menerpa Ayah. Dengan perasaan bersalah Ayah datang ke samping tempat tidurmu. Ada hal-hal yang Ayah pikirkan, Nak: Ayah marah padamu. Ayah menegurmu saat kau bersiap-siap ke sekolah karena kau hanya membasuh wajah dengan handuk. Ayah menegurmu karena kau tidak membersihkan sepatu. Ayah berteriak marah ketika kau melempar beberapa barang ke lantai. Saat sarapan Ayah juga menemukan kesalahan. Kau menumpahkan sarapan. Kau tergesa-gesa menelan makanan. Kau meletakkan siku di atas meja. Kau terlal