Mudik


Beberapa hari lagi  hari raya akan tiba.
Bulan Ramadhan akan meninggalkan kita.
Hari demi hari lewat tanpa terasa.
Semua berjalan begitu adanya.
Orang tua sanak famili sudah menunggu di depan pintu rumah.
Untuk menantikan daku pulang dari kota.

Ayah... 
Aku tahu kau setia menunggu anakmu.
Anak yang dulu selalu dalam lindunganmu.
Anak yang dulu selalu mengaduh denganmu ketika aku bertengkar dengan temanku.

Ayah...
Aku tahu kau tak pernah bosan mendoakan aku di negeri perantauan.
Negeri yang membuat aku ingin menyerah dengan segala macam keadaan.

Ayah....
Apa kabarmu sekarang ayah.???
Masihkah seperti dulu??
Selalu berbagi canda tawa sama anakmu.??
 
Ibu....
Sekarang gimana keadaanmu ibu.
Aku harap dan sangat-sangat berharap kau sehat.
Ibu gimana puasa adik-adikku.? Apakah masih ada yang batal.?
Atau batal puasa dengan cara diam-diam tanpa sepengetahuanmu.
Semoga tidak.

Ibu....
Aku rindu pelukanmu.
Aku rindu hangatnya pelukanmu.
Tak ada yang bisa menggantikan pelukanmu, dekapanmu.

Ibu.. ayah...
Maafkan daku yang tak dapat mudik untuk tahun ini.
Aku bukannya tak ingin bertemu dengan kalian.
Tapi keadaanlah yang memisahkan aku dengan kalian.
Antara Pulau Jawa dan pulau Sumatra terasa begitu Jauh adanya.

Ayah.. ibu...
Berat rasanya berhari raya jauh dari sanak keluarga.
Air mata berjatuhan tak terkira tanpa ada penghalangnya.
Ayah.. ibu..
Doakan anakmu di perantauan.
Salam dari aku yang tak dapat pulang.

10 Mei 2021
Anggy.atok

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saksi

Rugi Dunia dan Akhirat

Selamat Jalan Bulan Ramadhan.