#ReviewBook Notasi

 


#ReviewBook

Judul Buku: Notasi

Penulis: Morra Quatro

Hal: 305


Buku ini menceritakan perjalanan seorang perempuan yang bernama Nalia, Nalia berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 96. Nalia orang yang terkesan anggun, kedua matanya lembut, dia memakai kacamata minus berbingkai tipis, ketika ia berbicara suaranya dalam dan lembut.

Kisahnya berawal, di UGM ini memiliki beberapa Fakultas dan salah duanya ialah Fakultas Teknik Elektro dan Fakultas Kedokteran Gigi. Awalnya 2 fakultas ini saling bersitegang karena ada perseteruan diantara mahasiswanya untuk menjadi presiden BEM UGM untuk periode selanjutnya.

Di kubu Fakultas Teknik Elektro ada Farel Bastian, gagah tinggi menjulang. Dia menjabat sebagai Presiden BEM Fakultas Teknik yang di prediksi akan menjadi kandidat  terkuat untuk jabatan Presiden BEM universitas periode mendatang dia adalah sahabat Giftan Mariano Alatas biasa di panggil Nino, dia berambut ikal yang hitam kelam gondrong sampai ke bawah telinga dan selalu tampak tenang dan pendiam.

Di kubu Fakultas Kedokteran ada Tengku seorang pemuda Aceh, Presiden BEM Fakultas Kedokteran juga sahabat Nalia.

Tapi Nino yang berasal dari Fakultas Teknik Elektro tidak menggubris hal itu. Dia tetap berteman baik Bersama Nalia.

Pada sewaktu waktu fakultas kedokterasan mengadakan perlombaan karya tulis ilmiah yang di ikuti beberapa kampus swasta maupun negeri se Yogyakarta. Setelah perlombaan itu selesai dari balik kerumunan ada orang menyerang dengan membawa sebuah senapan dan semua tamu undangan pun berteriak histeris, suasana pun gaduh. Dan terdengarlah dua kali tembakan yang mengenai seorang satpam.

Setelah kejadian penyerangan itu Fakultas Teknik Elektro dan Fakultas Kedokteran Gigi pun tidak ada lagi mempermasalahkan permusuhan diantara mereka akhirnya mereka bersatu. Bersatunya dua fakultas itu semakin dekatlah Nino dan Nalia merekapun akhirnya menjalin sebuah hubungan special.

Seiring berjalan waktu mereka turun kejalan untuk melakukan demonstrasi, semua universitas di Yogyakarta bahkan dari Jakarta juga turun kejalan mereka semua bersatu. Akhirnya kerusuhan pun tak terhindarkan. Setelah kerusuhan itu berakhir, keesokan harinya Nino dan Tengku hilang tak ada kabar. Nalia pun cemas karena dia tidak tahu dimana kekasihnya berada.

Akhirnya Farel pun meceritakan kepada Nalia bahwa ada sejumlah perwira bersenjata datang ke kampus pada malam setelah kerusuhan, mereka mencari Nino dan Tengku perwira itu mengatakan ada seorang perwira terluka parah di kepala seperti dipukuli pakai batu. Dan mereka berdua dibawa, padahal yang melakukannya bukan mereka berdua. Dan Farel pun tak tahu mereka dibawa kemana.

Setelah pasca reformasi itu banyak yang berguguran. Termasuk tidak ada sama sekali kabar dari Nino dimana dia berada.

Setelah sepuluh tahun lebih sejak kejadian itu, Nalia sekuat mungkin harus bisa menghadapi masa lalunya bersama Nino untuk melanjutkan kehidupannya.

“Masa lalu sempat terlihat indah, namun kami tahu, kami tidak lagi hidup disana” Ujar Dokter Nalia Fakultas Kedokteran Gigi UGM Angkatan 96.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saksi

Rugi Dunia dan Akhirat

Selamat Jalan Bulan Ramadhan.