Review Book Seni Mencintai








Apa Kabar semuanya Semoga semuanya sehat-sehat semua. Udah lama banget nih aku nggak mereview buku mungkin kurang lebih dua bulan atau tiga bulan. Di karenakan terkendala beberapa masalah dan kemarin juga lagi sibuk ngurus apa yang harus diurus *Sok sibuk hehehe...

O iya kali ini aku akan mereview buku karangan dari Erich Fromm yang berjudul “Seni Mencintai” buku yang sangat fenomenal dikalangan para psikolog. Okelah nggak perlu berlama-lama lagi langsung aja kepembahasannya.


#Reviewbook

Judul Buku: Seni Mencintai

Penulis: Erich Fromm

Hal: 192

Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1957 dengan judul “The Art of Loving” di terjemahkan oleh Harper dan Brother, dan di Indonesia buku ini terbit pada tahun 2018. Buku ini menjelaskan bagaimana hakikat cinta itu. Buku ini ingin memberi tahu kita bahwa cinta bukanlah suatu perasaan yang dapat dengan mudah dinikmati, terlepas dari tingkat kedewasaan yang telah dicapai. Buku ini ingin meyakinkan pembaca bahwa segala upayanya untuk cinta pasti gagal, kecuali jika dia berusaha dengan keras mengembangkan kepribadian total. Bahwa kepuasan dalam cinta individu tak dapat diperoleh tanpa adanya kapasitas untuk mencintai sesamanya, tanpa kerendahan hati, keberanaian, keyakinan, dan disiplin yang nyata.

Pada buku ini penulis menjelaskan beberapa anggapan yang salah terhadap mereka yang mengatakan “CINTA” tak perlu dipelajari disebabkan anggapan itu ada tiga kesalahan, yaitu keliru antara pengalaman awal tentang  “jatuh” cinta (falling in love) dengan keadaan permanen mencinta (being in love), atau yang lebih tepat kita katakan, “berada” dalam cinta (standing in love). Jika ada dua orang yang awalnya asing, sebagaimana kita semua, tiba-tiba membiarkan tembok diantara mereka runtuh, lalu merasa dekat, merasa menyatu, maka momen kesatuan ini menjadi pengalaman yang paling menggembirakan dan menyenangkan dalam hidup. Bagi mereka yang merasa terasing, terpencil, tanpa cinta, rasanya lebih mengagumkan dan menakjubkan lagi. Sering kali, keintiman mendadak ini mudah dirasa ajaib, jika disertai, dengan atau diawali oleh, ketertarikkan seksual dan hubungan seksual (consummation). Namun,cinta jenis ini sesungguhnya tidak abadi, setelah pasangan tersebut saling mengenal, kemesraan mereka makin dan makin kehilangan keajaibannya, sampai-sampai permusuhan, kekecewaan, kebosananan mereka pun membunuh apapun yang tersisa dari kegembiraan awal.

Dibuku ini juga dijelaskan bahwa orang yang kita cintai harus bertumbuh dan berkembang sebagai dirinya sendiri, tak perlu dikekang. Karena dia bukan objek kepentingan yang harus melayani semua kebutuhan dan keinginan kita.

Cinta bukan semata-mata suatu hubungan dengan seseorang; cinta adalah sikap, suatu orientasi karakter yang menentukan keterkaitan seseorang dengan dunia secara keseluruhan, bukan pada satu obyek cinta. Jika seseorang mencintai hanya satu orang dan tak acuh dengan orang lain, cintanya bukanlah cinta melainkan keterikatan simbiotik, atau egotisme yang meluas.

Dibuku ini banyak sekali membuka wawasan kita yang nama cinta, yang sering salah orang mendefinisikan, dan banyak kesalahan-kesalahan yang mereka terapkan. Dibuku ini juga di jelaskan macam-macam cinta dan penjelasan apa itu cinta yang sesungguhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saksi

Rugi Dunia dan Akhirat

Selamat Jalan Bulan Ramadhan.