Meja Bundar Berwarna Putih
Sendiri Aku Disini
Di Meja Bundar Berwarna Putih,
Sendiri Merangkai Puisi
Tanpa Ada Teman Disisi.
Hembusan Angin Membawa Khayalanku Kesana-kemari,
Kicauan Burung Seakan Memanggil
Seakan Mengajakku Untuk Bermain Bersamanya Di Pagi Ini.
Terdiam Terpaku Aku Di Meja Bundar Berwarna Putih Ini,
Melihat Burung-burung Terbang Kesana-kemari Tak Menentu,
Kini Fajar Shubuh Telah Berlalu
Tinggal Mentari Pagi Yg Menunggu
Untuk Menampakkan Sinarnya Yg Indah.
Kini Waktu Pun Terus Berlalu
Tak Ada Kata Basa-basi Untuk Menunggu,
Dia Terus Berlalu, Berlalu Dan Tak Mau Menunggu.
Kini Mentari Pagi Kian Meninggi
Memancarkan Sinar Yg Menghangatkan Bumi,
Cahayanya Selalu Memancarkan Kesetiap Penjuru Negeri.
Tiba Saatnya Aku Bangun Dari Mimpi
Bergegas Untuk Beraktifitas Kembali
08.04 (08-08-2012)
Di Meja Bundar Berwarna Putih,
Sendiri Merangkai Puisi
Tanpa Ada Teman Disisi.
Hembusan Angin Membawa Khayalanku Kesana-kemari,
Kicauan Burung Seakan Memanggil
Seakan Mengajakku Untuk Bermain Bersamanya Di Pagi Ini.
Terdiam Terpaku Aku Di Meja Bundar Berwarna Putih Ini,
Melihat Burung-burung Terbang Kesana-kemari Tak Menentu,
Kini Fajar Shubuh Telah Berlalu
Tinggal Mentari Pagi Yg Menunggu
Untuk Menampakkan Sinarnya Yg Indah.
Kini Waktu Pun Terus Berlalu
Tak Ada Kata Basa-basi Untuk Menunggu,
Dia Terus Berlalu, Berlalu Dan Tak Mau Menunggu.
Kini Mentari Pagi Kian Meninggi
Memancarkan Sinar Yg Menghangatkan Bumi,
Cahayanya Selalu Memancarkan Kesetiap Penjuru Negeri.
Tiba Saatnya Aku Bangun Dari Mimpi
Bergegas Untuk Beraktifitas Kembali
08.04 (08-08-2012)
Komentar
Posting Komentar