Terima Kasih

Malam itu,
Malam yang sangat melegakan dalam hidupku.
Setelah empat tahun memendam kekesalan dan kekecewaan.
Membiarkan permasalahan itu terus bersemayam dalam hidupku.
Dengan beribu-ribu kebohongan yang terus aku mainkan dalam peran kehidupanku.
Kebohongan demi kebohongan selalu aku mainkan.
Sebisa mungkin aku tutup rapat kebohongan itu.
Dengan pura-pura tidak ada masalah dengan kehidupanku.
Berpura-pura aku selalu bahagia ketika bersamanya.
Berpura-pura memendam rasa kecewa yang ada dalam hatiku.
Rasa yang aku simpan rapat-rapat dan aku tata serapi mungkin tak mampu membuat aku terus hidup dalam keberpura-puraan.
Hatiku tak terlalu kokoh untuk berpura-pura bahagia bersamamu.
Sudah terlalu lama memainkan peran pura-pura bahagia.
Semakin hari semakin menyiksa hati, dan pikiran.
Aku sadar kebohongan yang aku mainkan tidak akan membuat aku bahagia, tidak membuat aku lega, yang ada hanya menyiksa, menyiksa dan menyiksa.

Permasalahan yang tak pernah aku ungkap kepadanya dan kepada keluarganya.
Malam itu aku utarakan semua yang aku rasakan selama ini.
Penyebab aku meninggalkan dia.
Aku meninggalkannya bukan karena aku benci, tapi rasa kecewa yang telah ia beri.
Membuat aku meninggalkan dan menepi.
Ketika diriku tak dihargai.
Ketika kejadian diri ini tak di hargai.
Dengan hati berkabut aku berbisik kepada diri sendiri “Kenapa, kenapa seperti ini, kau yang selama ini aku banggai, kau yang selama ini aku percaya akan membuat aku bangga. Tetapi kau yang membuat aku kecewa”
Aku merenung dalam kegelapan membayangkan apa yang telah ia lakukan.
Tapi itu telah usai telah menjadi perjalanan dan kenangan antara aku kau dan rasa sakit yang bersemayam.
Kekecewaan yang kau berikan kepadaku menjadi pelajaran yang aku terima.
Pelajaran yang tak pernah aku dapatkan di bangku sekolah dan di buku-buku sejarah maupun di buku-buku sastra yang pernah aku baca.

Terima kasih untuk kedua orang tuamu.
Yang telah melahirkan perempuan secantik dan sejelita dirimu.
Yang memberikan aku banyak pelajaran menyakitkan.

Dan terima kasih juga aku hantarkan kepada engkau.
Perempuan berwajah bulat dan senyum yang begitu memikat.
Yang telah mengajarkan aku tentang rasa sakit dan rasa kecewa yang begitu dalam.
Dari perjalanan kita selama ini membuat aku mengerti tentang rasa sakit.

TERIMA KASIH.

Jambi, 02 Agustus 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saksi

Rugi Dunia dan Akhirat

Selamat Jalan Bulan Ramadhan.