PERPISAHAN.
Kita tidak akan pernah tahu kapan orang-orang terdekat kita akan pergi atau meninggalkan kita.
Kalo
memang sudah waktunya, setidak siap apapun kita mau tidak mau perpisahan adalah
jalan terbaik yang kita harus terima.
Dan
seperti yang kita pahami bersama, bahwa semua yang ada di dunia, dan semua yang
melekat pada hidup kita, hanyalah titipan Tuhan semata.
Orang
tua, teman, sahabat, kekasih. Kapanpun Tuhan ingin mengambil mereka kembali.
Manusia
sama sekali tidak punya kuasa untuk mencegahnya agar tak terjadi.
Kadang-kadang
kita menjadi merenungkannya sendiri.
Cinta
yang harus kita beri untuk orang lain, dan seberapa jauh ikatan emosi yang harus
kita jalin.
Karena kita semua sama-sama tak ingin punya penyesalan.
Sebab ketika orang yang kita sayangi pergi meninggalkan kita, sudah pasti kita patah berkeping-keping, bahkan hancur, sehancur-hancurnya.
Kita
bisa membayangkan hari-hari kita kedepan akan di penuhi dengan rasa sedih
karena kehilangan.
Belum
lagi malam-malam berikutnya kita isi dengan tangis, karena sunyi begitu
memekakkan telinga.
Bayangkan
kalo ada penyesalan? duka menjadi berlapis-lapis.
Tapi
kalaupun itu terjadi, rasanya tidak apa-apa kalau kita belum sanggup menerima
dukanya.
Sadari
saja bahwa periode duka memberi kita ruang untuk menuntaskan kesedihan.
Itupun
bukan berarti kesedihan kita akan luntur sepenuhnya, pasti masih ada sisa-sisa
yang harus terus kita bawa sampai hari-hari kita kedepan.
Tapi
setidaknya kita jadi tahu bahwa duka yang kita alami sebelumnya sudah kita beri
tempat yang layak.
Kita
cuma butuh waktu lebih lama untuk menata hati kembali.
Dan meski
tak mudah, hanya dengan itulah kita bisa melanjutkan hidup tanpa penyesalan.
Dengan
batin yang lebih tentram, dan usaha untuk terus menerus mengikhlaskan.
Kita
tidak akan pernah tahu kapan orang-orang terdekat kita akan pergi atau meninggalkan
kita.
Kalo
memang sudah waktunya, setidak siap apapun kita mau tidak mau perpisahan adalah
jalan terbaik yang kita harus terima.
Dan
seperti yang kita pahami bersama, bahwa semua yang ada di dunia, dan semua yang
melekat pada hidup kita, hanyalah titipan Tuhan semata.
Orang
tua, teman, sahabat, kekasih. Kapanpun Tuhan ingin mengambil mereka kembali.
Manusia
sama sekali tidak punya kuasa untuk mencegahnya agar tak terjadi.
Kadang-kadang
kita menjadi merenungkannya sendiri.
Cinta
yang harus kita beri untuk orang lain, dan seberapa jauh ikatan emosi yang harus
kita jalin.
Karena
kita semua sama-sama tak ingin punya penyesalan.
Sebab
ketika orang yang kita sayangi pergi meninggalkan kita, sudah pasti kita patah
berkeping-keping, bahkan hancur, sehancur-hancurnya.
Kita
bisa membayangkan hari-hari kita kedepan akan di penuhi dengan rasa sedih
karena kehilangan.
Belum
lagi malam-malam berikutnya kita isi dengan tangis, karena sunyi begitu
memekakkan telinga.
Bayangkan
kalo ada penyesalan? duka menjadi berlapis-lapis.
Tapi
kalaupun itu terjadi, rasanya tidak apa-apa kalau kita belum sanggup menerima
dukanya.
Sadari
saja bahwa periode duka memberi kita ruang untuk menuntaskan kesedihan.
Itupun
bukan berarti kesedihan kita akan luntur sepenuhnya, pasti masih ada sisa-sisa
yang harus terus kita bawa sampai hari-hari kita kedepan.
Tapi
setidaknya kita jadi tahu bahwa duka yang kita alami sebelumnya sudah kita beri
tempat yang layak.
Kita
cuma butuh waktu lebih lama untuk menata hati kembali.
Dan meski
tak mudah, hanya dengan itulah kita bisa melanjutkan hidup tanpa penyesalan.
Dengan
batin yang lebih tentram, dan usaha untuk terus menerus mengikhlaskan.
Komentar
Posting Komentar