Perempuan

PEREMPUAN


kita ditelanjangi oleh kata-kata para pujangga
menusuk selangkangan
menjadi mantra kejahatan untuk manusia-manusia yang pemilik kencing berdiri
lekukan tubuh, bibir ranum dan jari-jari lentik adalah kesukaan mereka
dari musim kemarau hingga hujan
ataupun dari berjatuhan kelopak bunga sakura
diperlakukan layaknya sebuah boneka berlapis bedak beratus ribu, lipstik menor dan parfum erotisme
dipasangi kain penutup bukan lagi disebut baju, celana yang hanya menutupi vagina
kita adalah korban-korban dari kebiadaban zaman
dijual dan dipertontonkan

jajahan yang menelan zaman adalah hasil ketidakmampuan keluar dari balik jeruji besi
hanya tangan-tangan yang terluka mencoba keluar
ada yang menutup mata dan telinga, keasyikan berfantasi
apakah resah tak pernah mengunjungi jiwamu?
ataukah pasrah menjadi pilihan yang tidak pernah mempersulit dan tetap hidup dalam kerendahan harga diri yang kau junjung tinggi?

jangan menjadi debu-debu kosmik
berhentilah memamerkan dada hingga kelamin yang dipertuan
tumbuhkan akar untuk memperkuat ragamu yang mulai goyah tak ada topangan
kita tidak bodoh!
kita hanya malas dan diperalat oleh pikiran-pikiran yang tidak pernah nyata!
kuburlah ketakutan dan tampar dirimu sendiri
dan jadilah piala yang kau menangkan sendiri

lalu buatlah benteng-benteng dari segala kebimbangan
merdeka lah jiwa dan raga
sederhananya;
kita tidak bodoh, kita hanya malas
berhenti berandai-andai mencium bulan atau menggenggam matahari
jadilah penghantar alunan lagu kemenangan
dan kesenangan atau bahagia yang selalu diemis adalah ciptaan dirimu, tidak dengan tuan-tuanmu yang kerdil
berhentilah buta akan hak merdeka
kebiri saja dalang yang memperkosa sesukanya

disini mari berdiri
diatas mimbar kewajiban
teruntuk pemilik vagina;
lawan maka perbudakan mati!

Oleh: Fitri Syarmakandi
Makassar, 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saksi

Rugi Dunia dan Akhirat

Selamat Jalan Bulan Ramadhan.