Jalan Menuju Allah Subhanahu Wa Ta'ala

๐Ÿ’งJalan menuju Alloh...

✍Jalan menuju Alloh itu tidak semuanya berupa kenikmatan.
Adakalanya jalan itu dihiasi dengan ujian, sehingga hamba yang diuji itu sampai kepada Alloh dengan bersih dari noda kesombongan dan keangkuhan.
Allah berfirman,
ู…َุง ุฃَุตَุงุจَ ู…ِู†ْ ู…ُุตِูŠุจَุฉٍ ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ ูˆَู„َุง ูِูŠ ุฃَู†ْูُุณِูƒُู…ْ ุฅِู„َّุง ูِูŠ ูƒِุชَุงุจٍ ู…ِู†ْ ู‚َุจْู„ِ ุฃَู†ْ ู†َุจْุฑَุฃَู‡َุง ۚ ุฅِู†َّ ุฐَٰู„ِูƒَ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูŠَุณِูŠุฑٌ * ู„ِูƒَูŠْู„َุง ุชَุฃْุณَูˆْุง ุนَู„َู‰ٰ ู…َุง ูَุงุชَูƒُู…ْ ูˆَู„َุง ุชَูْุฑَุญُูˆุง ุจِู…َุง ุขุชَุงูƒُู…ْ ۗ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ู„َุง ูŠُุญِุจُّ ูƒُู„َّ ู…ُุฎْุชَุงู„ٍ ูَุฎُูˆุฑٍ
"Tiadalahsuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada diri kamu melainkan semua itu sudah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu tidak berputus asa terhadap apa yang telah hilang daripada kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang-orang yang sombong dan membanggakan diri".
(Al-Hadiid : 22-23).

Adapun jalan yang menjamin menuju Alloh berupa nikmat Islam itu hanya satu, tidak bercabang. Allah telah menetapkan keberuntungan hanya untuk satu golongan saja.
Allah berfirman,
ุฃُูˆْู„ุงَุฆِูƒَ ุญِุฒْุจُ ุงู„ู„ู‡ِ ุฃَู„ุขَุฅِู†َّ ุญِุฒْุจَ ุงู„ู„ู‡ِ ู‡ُู…ُ ุงู„ْู…ُูْู„ِุญُูˆู†َ
"Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung." [Al Mujadalah: 22].

Dan Allahbmenetapkan kemenangan hanya untuk mereka pula.
Allah berfirman.
ูˆَู…َู† ูŠَุชَูˆَู„َّ ุงู„ู„ู‡َ ูˆَุฑَุณُูˆู„َู‡ُ ูˆَุงู„َّุฐِูŠู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆุง ูَุฅِู†َّ ุญِุฒْุจَ ุงู„ู„ู‡ِ ู‡ُู…ُ ุงู„ْุบَุงู„ِุจُูˆู†َ
"Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang." [Al Maidah:56].

Bagaimanapun, jika kalian mencari dalam kitab Allah dan Sunnah Rasulullah, maka kalian tidak akan menemukan di dalamnya pengkotak-kotakan umat kepada jama’ah-jama’ah, partai-partai atau golongan-golongan, kecuali perbuatan itu dicela dan tercela.
Allah berfirman.
ูˆَู„ุงَุชَูƒُูˆู†ُูˆุง ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุดْุฑِูƒِูŠู†َ . ู…ِู†َ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูَุฑَّู‚ُูˆุง ุฏِูŠู†َู‡ُู…ْ ูˆَูƒَุงู†ُูˆุง ุดِูŠَุนًุง ูƒُู„ُّ ุญِุฒْุจٍ ุจِู…َุง ู„َุฏَูŠْู‡ِู…ْ ูَุฑِุญُูˆู†َ
"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka, dan mereka menjadi beberapa golongan.Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka." [Ar Rum:31-32].

Dan satu-satunya golongan yang selamat dalam meniti jalan menuju Alloh adalah yang memenuhi kriteria berikut,
ู‚ُู„ْ ุฅِู†َّู…َุง ุฃَู†َุง ุจَุดَุฑٌ ู…ِุซْู„ُูƒُู…ْ ูŠُูˆุญَู‰ٰ ุฅِู„َูŠَّ ุฃَู†َّู…َุง ุฅِู„َٰู‡ُูƒُู…ْ ุฅِู„َٰู‡ٌ ูˆَุงุญِุฏٌ ูۖَู…َู†ْ ูƒَุงู†َ ูŠَุฑْุฌُูˆ ู„ِู‚َุงุกَ ุฑَุจِّู‡ِ ูَู„ْูŠَุนْู…َู„ْ ุนَู…َู„ًุง ุตَุงู„ِุญًุง ูˆَู„َุง ูŠُุดْุฑِูƒْ ุจِุนِุจَุงุฏَุฉِ ุฑَุจِّู‡ِ ุฃَุญَุฏًุง
"Katakanlah: (Ya Muhammad) "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".(Al-Kahfi : 110)

Yaitu yang mengikuti Sunnah Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… dalam manhaj hidupnya dan mengikhlaskan niyat atau membersihkan hati dalam berbuat kebaikan hanya untuk Alloh semata.

Sedangkan orang yang mencari Allah ‘Azza wa Jalla dan ingin meraih kebahagiaan di kehidupan akhirat tidak akan bisa istiqamah dalam menggapai tujuannya melainkan dengan dua hal berikut :
⏺ Memenjarakan (menguatkan) hati untuk tetap pada pencarian dan pencapaiannya menuju Allah, serta menahan hati itu agar tidak menoleh kepada selain-Nya.
⏺ Memenjarakan lidah agar tidak membicarakan kepada hal-hal yang tidak bermanfaat. Memenjarakannya dalam dzikir kepada Allah dan untuk hal-hal yang bisa meningkatkan iman, juga yang dapat menambah ma’rifat kepada-Nya. Disamping harus pula memenjarakan (menahan) anggota tubuh yang lain dari melakukan maksiat dan menuruti syahwat, serta menguatkannya untuk berbuat hal-hal yang wajib dan  mandub  (disunnahkan).

Dengan demikian seseorang tidak boleh melepaskan diri dari dua penjara (pengendalian diri) ini hingga ia menemui Rabb nya. Apabila berjumpa Allah dengan kondisi ini, niscaya Dia melepaskannya dari penjara tadi menuju ruangan yang lebih luas dan menyenangkan.

Apabila seseorang tidak sabar terhadap kedua penjara ini, lalu ia pun melarikan diri dari keduanya menuju ruangan yang dipenuhi syahwat, niscaya orang itu akan berakhir dalam penjara yang mengerikan saat meninggalkan dunia nanti. Sebab, setiap orang yang keluar dari dunia pasti berada dalam salah satu dari dua kondisi: akan terbebas dari penjara dunia (menuju Surga) atau pergi ke penjara akhirat (menuju Neraka).
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.
(Fawaidul Fawaid, Ibnul Qayyim al-Jauziyyah)

Wallohu waliyyut taufiq.

Di tulis oleh ustadzuna
Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saksi

Rugi Dunia dan Akhirat

Selamat Jalan Bulan Ramadhan.